loading...
Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Zarif mengatakan, AS memiliki "penyakit" yang bernama kecanduan sanksi. Beberapa sanksi ekonomi Amerika, yang dihentikan di bawah perjanjian JCPOA dalam pertukaran untuk Iran membatasi program nuklirnya, kembali berlaku setelah Presiden AS Donald Trump menarik mundur AS dari kesepakatan itu.
Tetapi bahkan sebelum itu, Zarif mengatakan, tangan Washington selalu ingin menampar Teheran dengan sanksi ekonomi.
"Bahkan selama pemerintahan Barack Obama, AS lebih menekankan pada menjaga sanksi yang tidak dicabut daripada menerapkan kewajibannya dengan mencabut sanksi yang ada," kata Zarif dalam wawakcara tersebut, seperti dilansir Russia Today pada Senin (20/8).
Dia kemudian berpikir, bahwa meneken perjanjian itu mungkin merupakan kesalahan di pihak Iran, yang dibuat dengan keyakinan yang sungguh-sungguh bahwa AS telah mengkhawatirkan pengaruh sanksi terhadap Iran.
"Itu mungkin salah satu kesalahan. Tapi masalahnya adalah kami merasa bahwa AS telah belajar bahwa, setidaknya sejauh menyangkut Iran, sanksi memang menghasilkan kesulitan ekonomi, tetapi tidak menghasilkan dampak politik yang mereka inginkan. Saya pikir orang Amerika telah belajar mengenai itu. Sayangnya, saya salah," tukas diplomat senior Iran tersebut.
(esn)
No comments:
Post a Comment