loading...
Ke-10 tersangka ditangkap dalam operasi besar-besaran di tujuh negara bagian di Malaysia dari 11 Agustus hingga 31 Agustus 2018. Mereka ditangkap oleh Divisi Kontra Terorisme Cabang Khusus Bukit Aman di Selangor, Pahang, Johor, Terengganu, Melaka, Kelantan dan Penang.
Kepala Polisi Diraja Malaysia Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Mohamad Fuzi Harun mengatakan gelombang penangkapan pertama dilakukan terhadap lima tersangka berusia antara 39 hingga 53 tahun. Mereka merupakan anggota sel teror Asoib di Selangor, Pahang, Johor dan Terengganu.
“Mereka berencana untuk bergabung dengan kelompok teror lain di negara Timur Tengah untuk meluncurkan serangan terhadap negara yang berbatasan," ujarnya.
"Kelima orang itu berencana untuk menuju ke negara Timur Tengah dan mereka diharapkan akan dilengkapi dengan baik oleh kelompok teror di sana," katanya dalam sebuah pernyataan pada Jumat (14/9/2018), seperti dikutip The Star.
Salah satu anggota Asoib bahkan telah pergi ke negara Timur Tengah untuk mengoordinasikan upaya serangan yang akan datang oleh kelompok-kelompok teror terhadap negara yang berbatasan.
“Sel teror ini telah salah menafsirkan Hadits dan akhirnya percaya bahwa Imam Mahdi akan muncul di Makkah tahun ini," lanjut Fuzi Harun.
"Mereka kemudian akan bergabung dengan tentara Imam Mahdi, serta menyerang negara-negara sekuler dan dajjal," papar dia.
Lima militan lainnya, berusia antara 18 hingga 50 tahun ditahan oleh polisi di Melaka, Kelantan dan Penang pada 25 Agustus dan 31 Agustus.
“Dalang sel itu berencana meluncurkan serangan di outlet hiburan di Melaka menggunakan bom asap. Mereka percaya menggunakan bom seperti itu akan menyebabkan kepanikan, dan kemudian akan menyebabkan banyak korban, ”katanya.
Sebanyak lima bom asap telah disita. Polisi utama negara itu mengatakan, dalang rencana serangan teror ditangkap di Melaka pada 25 Agustus. Sedangkan empat anggota yang tersisa dijemput di Kelantan dan Penang pada 31 Agustus.
"Salah satu tersangka, seorang pria asing berusia 50 tahun dari negara Asia Tenggara, aktif dalam mempromosikan propaganda sel teror pada grup WhatsApp yang dijuluki 'Anggota Ar Rayah'," kata Fuzi Harun.
No comments:
Post a Comment