Pages

Saturday, September 1, 2018

Hindari Preseden Buruk, Dongkrak Nilai Tukar Rupiah Mendesak

loading...

JAKARTA - Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) didorong untuk segera menguatkan kembali nilai tukar rupiah, untuk mengembalikan kepercayaan investor. Beberapa langkah telah dilakukan, salah satunya membatasi keran impor dan menaikkan suku bunga acuan.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai, pemerintah dan BI terkesan tidak siap dengan pelemahan rupiah. "Kesannya pemerintah tidak siap dan grusa grusu semacam nabrak sana sini. Itu justru preseden buruk bagi investor," ujar Bhima Yudhistira kepada SINDOnews di Jakarta, Sabtu (1/8/2018).

(Baca Juga: Krisis Emerging Market Berpotensi Seret Rupiah ke Posisi Rp15.000/USD)

Lebih lanjut Ia menerangkan, langkah seperti pembatasan barang modal, bakal membuat pelaku usaha domestik merugi. Sehingga, banyak pengusaha yang menyimpan uang di luar negeri

"Apabila ada bahan baku dan barang modal yang dibutuhkan industri, tapi dibatasi bisa merugikan pelaku usaha domestik sendiri. Sehingga bagi pelaku usaha lebih baik menyimpan uang di luar negeri atau tidak melakukan konversi ke rupiah untuk semntara waktu sebagai  langkah preventif kebijakan pengendalian impor," katanya.

Dia pun menyarankan agar pemerintah memperjelas aturan pengendalian impor. Salah satu berkoordinasi dengan kebijakan fiskal dan moneter yang seharusnya tidak berjalan sendiri. "Langkah kongkritnya segera perjelas aturan pengendalian impor. Koordinasi fiskal moneter dipererat jangan jalan sendiri-sendiri," jelasnya.

(akr)

Let's block ads! (Why?)

https://ekbis.sindonews.com/read/1334860/33/hindari-preseden-buruk-dongkrak-nilai-tukar-rupiah-mendesak-1535793713

No comments:

Post a Comment