PEMERINTAH sangat mengandalkan peran Juru malaria kampung (JMK) dalam mengeliminasi malaria di Teluk Bintuni, Papua Barat. Salah satu orang yang berjasa ialah Aneke Alfosina Merabano.
Selama 12 tahun, Aneke sudah menjadi juru malaria kampung di daerah tempat tinggalnya. Padahal, dia bukan orang yang punya kemampuan di bidang medis, tapi dia berjiwa sosial tinggi membantu orang-orang di sekitarnya.
Aneke berkisah, saat pertama ingin jadi juru malaria kampung dia hanya ikut pelatihan dari Dinas Kesehatan Teluk Bintuni. Dibutuhkan waktu 3 hari belajar mempraktikkan sistem early diagnosis and treatment (EDAT).
EDAT pun menjadi cara singkat untuk mendeteksi malaria. Juru malaria kampung diajarkan mengenal rapid test dalam mendiagnosa malaria positif atau negatif.
Baca Juga: Gara-Gara Ganti Baju di Lapangan, Pemain Tenis Cantik Ini Dikenai Denda
Usai dilatih, mereka dikunjungi rutin setiap bulan untuk melakukan pelatihan ulang, mulai dari rapid test, pencatatan pasien, hingga pemberian obat. Kalau sudah tepat, juru malaria kampung tugasnya sama dengan tenaga medis.
Dengan demikian, ketika ada pasien yang mengalami gejala malaria maka bisa segera dilakukan diagnosa singkat. Namun, jika memang keadaannya sudah gawat, maka pasien akan dirujuk ke fasilitas kesehatan.
Aneke mengatakan, menjadi juru malaria kampung menjadi keinginannya dalam membantu sesama. Apalagi saat pertama kali bergabung, angka malaria di daerahnya masih tinggi.
"Saya rasa ada tanggung jawab untuk masyarakat. Khususnya masyarakat sangat dekat dengan ibu," ujarnya saat berbincang dengan wartawan di Kantor Dinas Kesehatan Teluk Bintuni, Papua Barat, baru-baru ini.
Baca Juga: Deretan Atlet yang Punya Paras Cantik, Pasti Bikin Kamu Gagal Fokus!
Menurut perempuan dari Kampung Aroba Distrik Aroba, Teluk Bintuni tersebut, ada banyak perbedaan yang dirasakan saat juru malaria kampung aktif bertugas. Dulu angka kejadian malaria besar sekali jumlahnya di sana.
Setelah banyak pembantu tenaga medis itu, perlahan-lahan penyakit malaria tereliminasi. Kini di Teluk Bintuni angka kejadiannya sekira 3,8% dari seluruh wilayah Provinsi Papua Barat. "Saat dulu tidak ada kami, penyakit malaria bisa bikin orang meninggal dunia, sekarang tidak. Paling yang kena malaria itu orang luar datang ke kami," tambah dia.
Ibu rumah tangga ini pun berbagi suka duka selama menjadi juru malaria kampung. Menurutnya, membantu seseorang yang membutuhkan adalah pekerjaan utama manusia.
Sebelumnya
1 / 2
No comments:
Post a Comment