MAKKAH - Musim haji menjadi ladang uang bagi para penjaja jasa sewa kursi roda liar di Jamarat, Mina, Arab Saudi. Banyak jamaah haji usia lanjut yang kelelahan lantaran harus menempuh jarak 4 km pulang pergi untuk lempar jumrah dari pemondokan.
Merekapun memilih mencari jasa sewa kursi roda tidak resmi. Seperti dialami jamaah asal Makassar harus rela mengeluarkan kocek 300 riyal agar bisa membawa sang ibu ke penginapan.
BERITA REKOMENDASI
"Lumayan mahal untuk sekali pakai, tapi mau gimana lagi ibu saya sudah tidak kuat jalan lagi," ujar Daeng Nazar sambil mendorong kursi roda ibunya.
Menurut seorang petugas, sewa kursi roda pada puncak musim haji bisa mencapai 100 hingga 500 riyal. Dengan tarif tersebut, jemaah akan mendapat layanan menggunakan kursi roda saat tawaf dan sa'i dengan orang yang mendorong.
"Saya minta jamaah tunggu bersabar sampai petugas membantu, kalau sampai 500 riyal tidak wajar, terlalu mahal," ujar petugas.
Cukup mudah untuk membedakan jasa kursi roda yang resmi dan tidak resmi. Untuk jasa kursi roda ilegal atau tidak resmi, mereka tidak memakai seragam, sedangkan jasa kursi roda yang resmi mereka memakai seragam.
Jasa kursi roda ilegal juga tidak memiliki standar tarif. Sehingga harga bisa sangat mahal dan terkadang suka meninggalkan jamaah begitu saja. Kualitas dan kebersihan kursi roda pun berbeda-beda.
Sementara untuk kursi roda yang disiapkan petugas jumlahnya terbatas, sehingga akan sulit membagi bagi dengan ribuan jamaah Indonesia.
Sebelumnya ditegaskan Direktur Bina Haji dan Umrah Kemenag Khoirizi H. Dasir, Kemenag menyiapkan kursi roda, tandu, dan kelengkapan P3K untuk membantu jamaah yang sakit, terutama pada hari pertama saat melontar jumrah.
"Karena petugasnya baru 20-an orang, rencana pengadaan sekitar 10 alat (kursi roda) dulu,'' ujar Khoirizi.
P3JH merupakan tim yang baru dibentuk dan pertama kali diterjunkan dalam musim haji tahun ini.
Tim P3JH disiapkan untuk mengisi titik kosong yang selama ini kurang terlayani maksimal karena keterbatasan petugas pelayanan umum dan kesehatan, khususnya pada masa puncak haji, Arafah-Mina-Muzdalifah (Armina).
Tim P3JH dioptimalkan pada hari pertama lontar jumrah. Saat itu, jamaah haji Indonesia melakukan perjalanan tidak kurang 2 km dari pemondokan di Mina ke Jamarat untuk melempar jumrah aqabah. Tidak sedikit dari mereka yang kelelahan.
(qlh)
http://haji.okezone.com/read/2018/08/22/453/1939942/mahalnya-sewa-kursi-roda-di-mina-jamaah-minta-penambahan-fasilitas
No comments:
Post a Comment