JAKARTA – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI memanggil Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo untuk menjelaskan kondisi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS). Seperti diketahui Rupiah saat ini terus mengalami pelemahan.
Pembahasan itu sebagai bagian dalam rapat kerja ini dengan Komisi XI DPR RI yang dimulai pukul 14.30 WIB dengan dihadiri 18 anggota dari 7 fraksi. Adapun rapat dipimpin Wakil Ketua Komisi XI, Muhammad Prakosa yang berlangsung di Ruang Rapat Komisi XI DPR RI, Jakarta, Rabu (5/9/2018).
Secara keseluruhan rapat kerja membahas mengenai perkembangan ekonomi terkini, inflasi dan nilai tukar, serta respons kebijakan Bank Sentral.
Perry Wajiyo juga ditemani Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara dan Deputi Gubermur BI Dody Budi Waluyo.
Seperti diketahui, nilai tukar Rupiah terus mengalami pelemahan mendekati level Rp15.000 per USD. Bloomberg Dollar Index pada Rabu (5/9/2018) pukul 14.00 WIB, kurs Rupiah pada perdagangan spot exchange berada di level Rp14.933 per USD.
Sementara itu, kondisi inflasi Indonesia tercatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tetap terjaga sesuai sasaran dikisaran 3,5% plus minus 1%.
Pada Agustus 2018 tercatat mengalami deflasi sebesar 0,05% (month to month/mtm). Realisasi ini lebih rendah dari Juli 2018 yang mengalami tingkat inflasi sebesar 0,28%.
"Per hari ini 1 Dolar AS hampir Rp15.000, jauh diatas asumsi makro APBN 2018 yang Rp13.400 per USD. Kalau pelemahan terus terjadi berdampak kenaikan inflasi akibat kenaikan harga barang-barang impor," ujar Mekeng memulai rapat.
Oleh sebab itu, pihaknya meminta Perry menjelaskan kebijakan BI untuk merespons kondisi tersebut. Di mana sebagai upaya menjaga stabilitas perekonomian dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
"Komisi XI berharap BI dapat optimalkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan moneter, makroprudensial, sistem pembayaran dan pengelolaan Rupiah,” kata Mekeng.
Sebelumnya
1 / 2
No comments:
Post a Comment