JAKARTA - Krisis keuangan di Argentina menimbulkan kekhawatiran di negera berkembang lainnya termasuk Indonesia. Krisis Argentina disebut berpotensi mempengaruhi pasar keuangan.
Ekonom Senior Bank Mandiri Andry Asmoro menuturkan, krisis Argentina bisa menghambat aliran modal ke pasar keuangan.
"Finansial market cukup besar karena pengaruhi arah aliran modal. Capital modal itu pengaruh banget dengan sentimen suku bunga dan kondisi ekonomi," kata Andry dalam paparannya di Plaza Mandiri, Jakarta, Kamis (30/8/2018).
Potensi tersendatnya modal ke Indonesia, sebab Indonesia dikategorikan bersama negara berkembang lainnya, yang mengalami defisit transaksi berjalan atau current account defisit (CAD).
Sepanjang 2017 lalu, Indonesia mengalami defisit neraca transaksi berjalan sebesar 1,7% dari GDP tahun 2017. Sementara negara berkembang lainnya yang mengalami defisit, antara lain Argentina defisit 4,8%, India defisit 1,9%, Brazil defisit 0,48%, Filipina defisit 0,8%, Turki defisit 5,5%, dan Afrika Selatan defisit 2,5%.
Padahal dari indikator lainnya, seperti pertumbuhan ekonomi dan inflasi, fundamental ekonomi Indonesia masih bagus. Hingga kuartal II 2018 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,27% sementara inflasi tergolong rendah sebesar 3,25%.
"Sentimen itu, membuat Indonesia dikategorikan sama dengan negara berkembang lainnya yang sedang defisit transaksi berjalan," papar dia.
Sebagai gambaran, krisis keuangan di Argentina disebabkan karena beberapa faktor terutama indikator makro ekonomi Argentina yang sangat buruk. Selain rasio defisit transaksi berjalan terhadap GDP yang tinggi, pada kuartal II 2018 Argentina mencatat inflasi sebesar 23,17%. Sedangkan angka pertumbuhan ekonomi hanya 3,6%.
(kmj)
http://economy.okezone.com/read/2018/08/30/20/1943778/krisis-argentina-hambat-aliran-modal-ke-indonesia
No comments:
Post a Comment